Senin, 03 September 2012

Charity dan Sebuah Renungan Kecil

Hari ini merupakan sebuah hari yang bersejarah bagiku. Ya, seenggaknya buat kelasku juga. Hari ini, ada upacara, dan aku jadi petugas yang berdiri di depan. Bukan, bukan di depan terus mbersiin podium. Tapi di depan, lalu mbaca dan jadi ‘host’ yang menggelora. Kesannya? Gemeter, dingin, ngilu. Lebih spesifik lagi, suara gemeter, tangan dingin, kaki ngilu. Lebih dan lebih spesifik lagi, menyedihkan.




Lupakan masalah jadi host – pembawa acara – di upacara sekolah. Hari ini, ada pembagian hadiah buat lomba 17 Agustusan. Karena tangan-tangan yang perkasa (baca: tangan cewek) kelasku, kita bisa menang lomba tarik tambang. Ya, walaupun enggak ikutan narik, aku bisa ngedapetin banget perasaannya. Dua kali juara dalam tiga tahun, cin.. (tiba-tiba rempong - abaikan) Percaya, deh. Kalau aku yang ikut keliatannya aku cuma bisa narik rambut, atau teriak-teriak “WOI, TARIK WOI!! AYOO!” Dan aku yakin, itu enggak bakal ada perbedaannya sama ketua cheer. Yee semangat!

Kelasku juga menang lomba PBB. Nah, kalau yang ini aku ikutan. Nambah list kemenangan kelas kami. Kita udah excited banget sama kadonya. Secara kadonya besar, enggak kecil. Sepulang sekolah, kita berkerumun dalem kelas. Dan ngebuka kadonya. Setelah dibuka..
Jeng jeng. Inilah hadiah kami. Buku tulis. Banyak pak. Enggak ada variasi lain.
Mulai dari kelas 7, hadiahnya selalu buku. Bagus banget. Makasih.

Lalu, enggak tau kenapa, atas saran siapa ada yang ngusulin buat ngejual buku itu. Buat amal, sama nambah uang kas kelas, katanya. Boleh, kan kita banyak buku di rumah.

Beberapa dari kami, akhirnya turun ke lapangan. Nawarin ortu murid sampe guru-guru. Hasilnya lumayan, lo. Sempat ada salah satu orang yang bilang kita cuma nyari sensasi. Tapi, apalah gunanya niat baik kalau enggak ada yang nyanggah, bener kan? Kata-kata itu enggak ngebuat kita semua down.

Dari jauh, aku ngeliat temen-temen yang lagi sibuk muterin lapangan. Seneng banget ngeliat sisi lain mereka. Jujur, muka mereka semua keliatan lebih ‘bercahaya’ dari pada biasanya. Enggak bermaksud puitis, tapi emang keliatan beda aja.

Disini, aku mikir, sebuah tindakan sederhana aja, bisa bikin imej kita beda. Mungkin memang seperti inilah manusia seharusnya. Berjuang demi orang lain, melakukan yang terbaik. Tidak saling menjatuhkan, atau menyakiti. Saling menyayangi, tanpa celah sedikitpun. Rasa peduli selalu muncul dihati setiap manusia, tapi enggak semua mendengarkan rasa peduli itu. Mulai dari hal sederhana kayak gini aja bisa ngebuat aku mikir sebijak ini.

Baguslah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar