Kamis, 29 Desember 2011

Jadi Jurnalis Dadakan Demi Sebuah Posting

Sekarang, aku mengerti rasanya jadi seorang jurnalis itu kayak gimana. Seorang jurnalis itu harus mencari berita, nguber-nguber narasumber, sampai mengemas berita tersebut agar terserap oleh masyarakat luas. Waw, benar-benar sebuah pekerjaan yang menguras tenaga.
Aku dulu juga pernah nyoba, sih jadi seorang ‘jurnalis’ dadakan. Saat itu, aku mengikuti sebuah lomba jurnalis blog yang diselenggarakan oleh sebuah koran yang ternama. Untuk pendaftarannya aja udah susah. Bayangkan, aku harus membuat esai sepanjang 500 kata tentang alasan kenapa aku layak menjadi peserta lomba itu. Aku sampai nyaris begadang demi membuat esai itu. Benar-benar sebuah perjuangan.
Dan, perjuangan itu kembali terulang ketika aku menulis postinganku yang terakhir, tepatnya postingan yang berjudul ‘Lagu Galau’. Awalnya, aku yang lagi asik twitteran enggak jelas, kembali ingin melemaskan jari lewat nulis di blog. Enggak pernah terpikirkan, sih buat survei tentang lagu galau. Tapi, setelah aku membuka microsoft word, aku langsung ada ide buat nulis tentang lagu galau.

Rabu, 28 Desember 2011

Lagu Galau

Galau. Kata galau sekarang udah enggak asing lagi di telinga kita semua. Apalagi buat para remaja yang, yah masih labil, lah istilahnya. Aku juga remaja, kok. Bukan orang tua. Makanya aku ngerti sebab dan alasan, kenapa kalian galau.
Kalau galau, apa yang biasanya kalian lakukan? Apa hayo?

Resensi Buku Hari Ini

Kalau diliat dari judul postingannya, agak terlalu formal, ya. Tapi, mau dikasih judul bagaimanapun –buku tergila, kek atau buku yang harus dibeli – intinya tetap sama. Yaitu ulasan tentang buku.

Enggak biasanya aku ngasih resensi buku, tapi karena buku ini bisa dibilang fenomenal banget. Jadi, deh terdorong buat bikin resensi. Semogaa bergunaa! :)

Di posting kali ini, aku mau membahas sebuah buku, yang yah bisa dibilang akan menjadi best seller, dan udah ditunggu-tunggu sama para pembaca setianya. Maksudku disini adalah buku Manusia Setengah Salmon garapan penulis bernama Raditya Dika.

Buku-buku yang digarap Raditya Dika, sebelumnya udah menjadi best seller. Bukunya bukan sembarangan juga, sih. Selalu sukses mengocok perut para pembacanya. Serinya ada banyak, mulai dari Kambing Jantan (2004) sampai Manusia Setengah Salmon yang baru saja dirilis tanggal 24 Desember lalu.

Sedikit curcol, aku baru membaca satu buku, sih dari beberapa buku yang sudah di rilis. Itupun agak kadaluarsa, ya kelihatannya. Yap, aku baru baca buku yang berjudul “Babi Ngesot: Datang Tak Diundang, Pulang Tak Berkutang” yang udah dirilis beberapa tahun yang lalu. Tapi, yah lebih baik terlambat sekaligus jadul daripada enggak sama sekali. Dan, bener aja buku ini sukses mengocok perutku di setiap babnya. Walaupun topik awalnya adalah horor. Tapi, tetep aja enggak bisa bikin aku ‘merinding disko’.

Kembali ke buku “Manusia Setengah Salmon”. Cover buku ini unik banget, ada kayak efek-efek cat air. Di depannya ada wajah sang penulis yang lagi mangap. (semoga enggak ada lalat) dan ada sisik-sisik di sebagian wajahnya. Ini dia..

Buku ini, menceritakan tentang perpindahan Radith dari satu tempat ke tempat lain (yang mirip seperti salmon), maka jadilah judul ‘Manusia Setengah Salmon’. Absolutely, aku belum beli buku ini, jadi aku belum bisa ngasih banyak komentar. Tapi, aku berani, kok ngasih gelar recomended ke buku ini. Jadi, lebih baik kalian – yang udah baca posting ini, mending langsung ngambil sepatu terus pergi ke toko buku terdekat. Capcuss! :D

Selasa, 27 Desember 2011

About Doremi Blog

Seperti yang kalian ketahui (kalau belum tahu juga enggak papa) nama blogku yang dulu adalah Nancy’s Corner.

Pertanyaan pertama yang muncul pasti. Gini:

Kenapa kok diganti?

Sedikit curcol (curhat colongan), di liburan ini, aku terlihat semakin hiperaktif di dunia maya. Ngukurnya gampang, mulai dari account twitter yang isinya curhatan enggak jelas semua, sampai di jamahnya blog yang awalnya terlantar. Alasan kenapa nama blognya diganti itu simple. Kalau namanya tetap Nancy’s Corner, berarti blog ini didedikasikan untuk orang yang bernama Nancy (termasuk aku sendiri), right? Aku baru sadar arti kalimat ini, ketika aku sedang di food court – percaya atau enggak – dan memakan makanan disana. Padahal, awalnya aku ingin, blog ini bisa di baca sama semua orang, bukan aku sendiri. Jadilah nama Doremi Blog yang kupilih.

Kenapa kok Doremi Blog namanya?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, aku ingin blog ini didedikasikan buat semua orang. Enggak Cuma buat kalangan-kalangan tertentu aja. Karena keadaan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya, akhirnya aku pilih nama yang universal, doremi blog. Awalnya, aku pengen ngasih nama pelangi (rainbow) blog. Tapi, kok rasanya agak mengganjal dan terlalu biasa. Aku nyoba buat mikir yang lain, dan nama doremi blog lah yang muncul. Sesuai dengan hal yang ingin aku terapkan diblogku. Musik, kan bahasa yang universal, enggak peduli dari mana dia, atau anak siapa dia, pasti pernah dengar kata-kata doremi.

Kok desainnya dirombak juga?

Biar klop aja, sih sebenarnya. Kalau nama blog diganti, desainnya juga diganti, dong. Lagipula, ini juga salah satu upaya aku untuk menyambut tahun baru 2012 dengan tampilan blog yang baru pula. (karena, di dunia nyata, aku enggak pernah tau mau ngganti apa di bagian kamarku. Hahaha.)

Kebetulan juga, aku nemu template yang apik, jadilah niatku untuk merombak blogku.

Ada inspirasi juga dari temenku. Dia bilang, kalo tampilan blogku (yang lama) ini agak susah di buka lewat handphone karena tampilannya. All thanks to her, aku jadi makin niat ganti desain blog.

Apa, sih tujuannya doremi blog?

Sebenernya, doremi blog itu adalah tempat curhat aku. Tapi bukan curhat yang gimana-gimana, tapi curhat yang biasa ditemui masyarakat, dan yang dapat kita ambil beberapa pelajaran disana. Subtitle nya aja “a place to share everything in our mind”, yang artinya “sebuah tempat untuk membagikan semua yang ada di pikiran kita”. Jadi, kalau kalian mau share juga, silahkan. Pintu blog ini terbuka, kok. Asal jangan mengandung SARA, atau penghinaan aja. :)

I think that’s all. Kalau kalian mau tanya sesuatu. Silahkan posting di komentar, ya. Be yourself!

Senin, 26 Desember 2011

Funtastic Me

Orang bilang kamu jelek? Biasa..

Orang bilang kamu cerewet? Biasaa..

Bagaimana kalau orang bilang kamu pembohong, padahal kamu enggak ngerasa suka bohong? Apalagi itu.

Bukan bermaksud menyepelekan atau gimana, tapi menurutku itu memang biasa aja, selama masih ada embel-embel ‘orang bilang’. Kritik-kritik jelek kayak gitu, merugikan banget. Bisa-bisa menurunkan rasa percaya diri kita. Memang, apa sih untungnya, mengkritik orang dengan kata-kata yang enggak enak gitu? Enggak ada, kan..

Aku punya sebuah pengalaman, nih yang mau aku share ke kalian. Dulu, aku pernah terlibat, uhm yah sebuah perselisihan gitu sama temanku. Awalnya, sih secara enggak sengaja, aku nyindir-nyindir dia yang enggak enak, hingga akhirnya dia juga nyindir aku balik dengan bahasa yang sama sekali enggak perlu dijabarkan secara jelas disini. Tapi, satu yang kuingat, adalah kata ‘si sok’. Menyandang gelar yang enggak enak seperti itu, membuat aku agak panas. Tau sendiri, lah gimana rasanya. Kita dituduh ‘sok’, padahal kita hanya berusaha menjadi diri kita sendiri. Walaupun aku mengakui bibit-bebet-bobot permasalahannya ada di aku, tapi enggak perlu, dong nge-judge kayak gitu. Bisa-bisa orang yang harusnya tak terlibat, malah ikut-ikutan tersinggung. (ini aku pernah ngalamin juga, lo). Aku juga pernah agak minder dan takut-takut gara-gara judge itu.

Nah, untuk yang ikut-ikutan tersinggung itu gini ceritanya. Salah satu sahabatku, pernah nulis kayak gini di account facebooknya:
“Dasar sahabat enggak berguna.” (or something like that)

Karena aku ngerasa kalau aku itu sahabatnya, ya secara langsung-enggak langsung, aku tersinggung juga, dong. Jadilah, aku ikut-ikutan nyindir. Sampai akhirnya, dia nulis status sambil mencantumkan inisial-inisial gitu, lah. Aku cari inisialku disitu, eh ternyata enggak ada. Jadilah malu-malu sendiri.

Belajar dari dua pengalaman di atas (yang enggak enak semua), aku berusaha ambil sisi positifnya. Pertama, always think positive. Jangan terlalu berpikir negatif sama seseorang. Karena, itu nantinya akan menyulut hal-hal yang enggak enak sama hubungan kita dengan orang itu. Kedua, jangan pernah menyulut api pertengkaran. Karena, pertengkaran itu enggak pernah memberikan efek positif sama kita. Lebih baik, hindarin aja, deh selagi bisa. Ketiga, dan yang paling penting. Kita harus belajar jadi orang yang powerful menghadapi judge-judge orang. (kalau judge yang baik, sih fine-fine aja, hehe..) Kita harus tetap pede, sekalipun kita dinilai enggak baik sama orang lain. Yang tau benar tentang diri kita, kan diri kita sendiri. Dan, penilaian-penilaian seperti itu, hendaknya jadi motivasi kita buat menjadi manusia-manusia berkualitas.

Kita semua itu funtastic kawan, percaya itu. Ada bakat dari diri kita, yang enggak dimiliki sama orang lain, begitu sebaliknya. Keep believing, that we are a funtastic people. Salam super! :)