Rabu, 11 Juli 2012

My Kind of Perfect



Keterangan tambahan: Harap baca post ini sambil ngedengerin lagunya David Archuleta. Judulnya? Sama seperti judul post ini. Ini recommended sekali..



My Kind of Perfect by David Archuleta (Source: Google)
Bagi orang-orang yang udah berpikir untuk mendapatkan pasangan, pasti ada kriteria-kriteria tersendiri untuk ‘calon’ pasangannya. Mulai dari yang spesifik banget – seperti: harus orang Korea titik atau harus rambut coklat titik atau titik-titik lainnya – sampai yang lovely  banget – seperti: gak peduli gimana penampilannya, yang penting hatinya.

Sebenernya, perlu enggak, sih kita menerapkan ‘jalur-jalur khusus’ untuk ‘calon’ pasangan kita? Membebani mereka enggak, sih ‘jalur-jalur’ itu?

Well, honestly jawabanku adalah ragu-ragu. Kenapa?
Memang kriteria-kriteria itu, sedikit membebani ‘calon’ pacar, atau pasangan atau apalah sebutannya. Ada beberapa kriteria yang terlalu – bahkan sangat kejam – membebani si dia. Biasanya kriteria-kriteria seperti itu bermodel tuntutan, seperti: “Kamu kalo mau jadi pacar aku, semir dulu rambut kamu biar kayak Super Junior!”

Ini memberatkan banget. Kita tahu sendiri Super Junior ada 9 orang (atau 13, lebih tepatnya), dan warna rambutnya beda-beda. Masa iya, kita tega memberikan tuntutan buat si dia kayak gini? Bisa-bisa ketika besok kamu ketemu dia, dia dikira tukang semir rambut nyasar atau orang salah gaul. Kasian juga, kaann..

Back to main question, Perlu enggak menerapkan kriteria untuk ‘calon’ pacar?
Kalau dibilang perlu juga perlu. Kriteria kita, memudahkan kita untuk menemukan seseorang yang ‘srek’ sama hati kita. Kriteria juga membantu kita menemukan orang yang bisa dibilang tepat dan sesuai dengan sifat kita. Kriteria menunjukkan seperti apa your kind of perfect. Orang yang terkenalkah? Si nerd yang suka belajarkah? Atau orang yang sederhana tapi down to earth? Itu semua tergantung cara pandang kamu terhadap sifat-sifat mereka.

Next question, tapi gimana kalau kita suka sama orang yang enggak sesuai sama kind of perfect kita?
Kalau ini, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, mungkin dia memang jago. (eh) Kemungkinan kedua, ada sesuatu di dalam diri dia – kamu sadar atau enggak – yang belum sempet masuk dalam kriteria kamu. Tapi masuk atau enggak ke kriteria, kalau masalah hati masih enggak bisa diotak-atik. Percaya aja, deh sama kata hati kamu. Enggak usah terlalu stick sama pendirian kamu tentang kind of perfect. Seperti kata bang @Poconggg: Break the rules, and follow your heart.

Hmm? Gimana kriteriaku?
Well, hal yang utama adalah aku suka sama orang yang care. Enggak tau kenapa, orang yang care sama orang itu selalu punya charm nya tersendiri. Dan biasanya, orang yang care itu selalu tahu how to treat a woman. Bisa-bisa jadi romantis disaat-saat yang kita inginkan. Bener enggak?
Kedua, a friendly one. Gak usah ditanya lagi kenapa. Orang yang bersahabat, selalu berhasil ngebuat aku nyaman. Dan aku yakin, semua orang juga kayak gitu. Orang mana yang enggak mau sama orang bersahabat?
Ketiga, a sweet joker. Hehehe.. Aku suka banget sama orang yang ngelawak. Bikin suasana enggak garing. It could be nice, if we talk and laugh together.
Keempat, umm.. Nice face, maybe?
Dan yang kelima adalaahh.. *bunyi biola mengalun dari kejauhan*
Ordinary outside, and extraordinary indide. (jiah)
Gak peduli gimana phisical look nya, yang penting dia menarik dalam sisi sifat dan behaviour serta attidute nya.

Sebenernya masih banyak lagi kriterianya dan semua kriteria-kriteria itu mungkin kedengeran susah banget dan kayak prince charming. Tapi berharap juga enggak salah, kan? Hehehe..
Prince charming, memang enggak ada di dunia nyata. Tapi aku, mau minjem kata-katanya David Archuleta:

I’ll keep searching for my kind of perfect..” -  David Archuleta, My Kind of Perfect


Tidak ada komentar:

Posting Komentar