Kamis, 29 Desember 2011

Jadi Jurnalis Dadakan Demi Sebuah Posting

Sekarang, aku mengerti rasanya jadi seorang jurnalis itu kayak gimana. Seorang jurnalis itu harus mencari berita, nguber-nguber narasumber, sampai mengemas berita tersebut agar terserap oleh masyarakat luas. Waw, benar-benar sebuah pekerjaan yang menguras tenaga.
Aku dulu juga pernah nyoba, sih jadi seorang ‘jurnalis’ dadakan. Saat itu, aku mengikuti sebuah lomba jurnalis blog yang diselenggarakan oleh sebuah koran yang ternama. Untuk pendaftarannya aja udah susah. Bayangkan, aku harus membuat esai sepanjang 500 kata tentang alasan kenapa aku layak menjadi peserta lomba itu. Aku sampai nyaris begadang demi membuat esai itu. Benar-benar sebuah perjuangan.
Dan, perjuangan itu kembali terulang ketika aku menulis postinganku yang terakhir, tepatnya postingan yang berjudul ‘Lagu Galau’. Awalnya, aku yang lagi asik twitteran enggak jelas, kembali ingin melemaskan jari lewat nulis di blog. Enggak pernah terpikirkan, sih buat survei tentang lagu galau. Tapi, setelah aku membuka microsoft word, aku langsung ada ide buat nulis tentang lagu galau.
Aku bingung sendiri, mau milih lagu apa aja buat dimasukin ke postingan itu. Aku ngambil hp, lalu ngedengerin playlist favoritku. Eh, enggak taunya di sana ada lagunya Adele – Someone Like You. Lagunya Christina Perri dan Greyson Chance pun juga ada. Dapet, deh 3 lagu buat ditempelin ke postingan.
Untuk lagu yang keempat dan kelima (yang dua-duanya lagu Indonesia), aku perlu bersemedi beberapa waktu. Merefresh ingatanku. Akhirnya, aku inget dua lagu yang bikin aku jingkrak-jingkrak enggak jelas di kamar. (yang ini jelas bohong, lagu slow kok sampai jingkrak-jingkrak. Enggak mungkin, kan?)
Aku bikin postingan-postingan itu berkat inisiatif ku sendiri, lo. Padahal, aku udah mewawancarai beberapa teman lewat twitter, juga lewat sms. Narasumber pertama adalah teman sekelasku, sebut saja namanya J. Aku tanya J lewat sms, nih ceritanya.
Aku : J, aku mau tanya. Lagu yang bikin kamu galau banget itu apa, dan kenapa?
J : I’ll Protect You ato engga she’s gone.. Ya itu yg nyanyi’innya mnghyati bgt, mskipun gtau arti liriknya dlm bindo tpi ngerti mksudnya #nah loo
PS: Kalian bisa ngerti, kan? Jadi, si J itu tertarik sama suaranya dan musiknya. Aku aja butuh lirik dulu, baru bisa ngerti sebuah lagu. Si J ini memang bener-bener hebat. Seperti Deddy Corbuzier (?)
Aku : (enggak ngerti itu lagu apa, jadinya sok pinter dengan tanya-tanya)
Itu lagunya siapa aja?
Sms ku yang itu dijawabnya lamaa, banget. Berasa lumutan.
J : Kim Jaejoong sma Suju
Aku : (karena enggak ngerti lagu Korea, aku mencari pelampiasan lain)
Ohh.. Sep2. Kalo lagu baratnya?
J : Soalnya ada sjrahnya hohoho
When You’re Gone .. Bdw kok tiba” nanya gtu ?hayo lgi galau ya ? Tweetmu galau trus
Sial. Aku dikira galau. Sebuah gelar yang hebaaat.
Baca: Bdw disini itu maksudnya btw (by the way). Maaf ya teman-teman kalo rada-rada random. Sampai di sekolah, nanti aku ajararin deh si J.
Karena agak-agak enggak nyambung, gara-gara sms an sambil twitteran, jadi aku tanya lagi ke J.
Aku : Beneran, nih lagu baratnya enggak ada?
J : When You’re Gone. Wkakakaka..
Aku : (lagi-lagi enggak ngerti) Lagunya sapa? Jangan bilang LMFAO .__.
J : Avril Lavigne
Kenapa si J memilih lagu yang enggak aku ngerti sama sekali? Ini benar-benar menyiksa aku banget.
Karena wawancaraku dengan J kuanggap gagal, aku mencari narasumber lain. Kali ini twitter yang bikin aku naik darah. Aku udah ngetweet berkali-kali, tapi enggak ada yang jawab. Mungkin ini rasanya jadi jurnalis, ya. Akhirnya aku memutuskan untuk tanya secara frontal. Sasarannya adalah adik kelas. Yang logikanya, enggak akan nolak kalau ditanyain kakak kelas. Minta jadi perkedel, apa? Nah, si adek kelas (sebut saja Y) menjawab sebuah lagu yang lagi-lagi aku enggak ngerti, yaitu Cody Simpson – Not Just You. Aku nyoba download, tapi emang dasar selera orang itu berbeda, jadi aku memutuskan untuk enggak masukin lagu ini ke daftar lagu galau.
Intinya, perjuanganku mencari daftar lagu itu mubazir banget. Enggak dipake sama sekali. Aku juga mikir, jadi jurnalis, mungkin gitu juga rasanya. Di cuekin, di nomorduakan, semuanya demi mencari sebuah berita. Kereenn.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar