Terkadang
kita memang tidak perlu berusaha terlalu keras untuk merasakan apa yang namanya
cinta. Hal itu terjadi begitu saja tanpa pernah kita harapkan.
Kesadaran
itu muncul setelah seorang sahabat memberikan saran untuk apa yang sedang
kurasakan. Saat itu aku sempat bingung apakah perasaanku ini benar-benar
perasaan suka, atau hanya sebatas mengagumi. Terkadang kita tidak bisa
membedakan keduanya, karena keduanya begitu mirip dan berdempetan.
“.. Satu-satunya cara.. Let it be.” Begitu
tulisnya di pesan singkat. Aku menolak untuk mempercayainya. Cara itu terlalu
lama. Aku membutuhkan sesuatu yang cepat. Aku ingin segera tahu perasaan apa
yang sebenarnya ada.
Namun
lama-kelamaan ternyata semuanya terbukti.
Degup
jantung itu kembali datang walaupun tidak sekeras yang sebelumnya. Aku juga
semakin suka melihat sosoknya, atau minimal menampakkan diri di hadapannya.
Untungnya aku tidak terlalu salah tingkah dan kelewat berlebihan. I act normal, luckily.
Hari ini dia
datang. Begitu dekat denganku. Kendati keberadaannya tak terlalu jauh,
sepertinya dia tidak berniat untuk menyapaku. Begitu pula denganku. Aku hanya
tidak ingin mati gaya ketika kehabisan bahan pembicaraan.
Dia berada
di pinggir ruangan, sambil mengutak-atik laptopnya, terlihat sedang mengcopy beberapa tulisan yang diperlukan.
Tasku kebetulan berada di sebelahnya. Aku mendatangi tasku, lalu mengambil
dompet dengan perasaan gamang.
Degup
jantung itu kembali hadir. Rasa aneh itu kembali hinggap.
Mengapa harus
muncul perasaan ini? Mengapa harus ada degup jantung? Mengapa aku mati-matian
berharap ia akan mengirimkan sinyal balik? Sudah kuatkah sinyalku?
Let it be.
Kata-kata itu seolah menyihirku hari ini. Biarkan hal itu berkembang dengan sendirinya, sampai aku menemukan jawaban yang aku cari: ini perasaan suka atau perasaan kagum.
Tapi.. ah sudahlah.
.
.
.
.
Biar waktu
dan hati saja yang tentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar