Jumat, 15 November 2013

Let It Be

Terkadang kita memang tidak perlu berusaha terlalu keras untuk merasakan apa yang namanya cinta. Hal itu terjadi begitu saja tanpa pernah kita harapkan.

Kesadaran itu muncul setelah seorang sahabat memberikan saran untuk apa yang sedang kurasakan. Saat itu aku sempat bingung apakah perasaanku ini benar-benar perasaan suka, atau hanya sebatas mengagumi. Terkadang kita tidak bisa membedakan keduanya, karena keduanya begitu mirip dan berdempetan.

“.. Satu-satunya cara.. Let it be.” Begitu tulisnya di pesan singkat. Aku menolak untuk mempercayainya. Cara itu terlalu lama. Aku membutuhkan sesuatu yang cepat. Aku ingin segera tahu perasaan apa yang sebenarnya ada.

Namun lama-kelamaan ternyata semuanya terbukti.

Degup jantung itu kembali datang walaupun tidak sekeras yang sebelumnya. Aku juga semakin suka melihat sosoknya, atau minimal menampakkan diri di hadapannya. Untungnya aku tidak terlalu salah tingkah dan kelewat berlebihan. I act normal, luckily.

Hari ini dia datang. Begitu dekat denganku. Kendati keberadaannya tak terlalu jauh, sepertinya dia tidak berniat untuk menyapaku. Begitu pula denganku. Aku hanya tidak ingin mati gaya ketika kehabisan bahan pembicaraan.

Dia berada di pinggir ruangan, sambil mengutak-atik laptopnya, terlihat sedang mengcopy beberapa tulisan yang diperlukan. Tasku kebetulan berada di sebelahnya. Aku mendatangi tasku, lalu mengambil dompet dengan perasaan gamang.

Degup jantung itu kembali hadir. Rasa aneh itu kembali hinggap.

Mengapa harus muncul perasaan ini? Mengapa harus ada degup jantung? Mengapa aku mati-matian berharap ia akan mengirimkan sinyal balik? Sudah kuatkah sinyalku?

Let it be.

Kata-kata itu seolah menyihirku hari ini. Biarkan hal itu berkembang dengan sendirinya, sampai aku menemukan jawaban yang aku cari: ini perasaan suka atau perasaan kagum.

Tapi.. ah sudahlah.

.

.

.

.


Biar waktu dan hati saja yang tentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar