When I was just a little girl,
I asked my mother what will I be?
Will I be pretty? Will I be rich?
Ketika
mengingat-ingat lagi tentang masa waktu kita masih kecil, yang ada aku pengen
ketawa sendiri. Inget ketika aku yang ngambek karena hal-hal kecil, aku yang
nangis karena hampir ditinggal pas mau ke kebun binatang, sampe Nancy kecil
yang suka difoto.
Kalau inget
semua itu, ah. Betapa cepat besarnya aku. Waktu nggak terasa.
Mama papa
mulai aku lahir udah stand by banget
sama kamera. Ya. Mulai aku yang masih umur beberapa hari, sampe aku yang mulai
masuk TK dan SD. Semuanya ada di album foto. Entah sudah berapa album yang
tersimpan di lemariku.
Lucunya,
ketika aku nangis pun difoto. Aku masih ingat ketika terakhir kali aku dan mama
ngebuka album foto, dan nemuin foto aku nangis. Beneran. Jelek banget.
Mulutnya
kebuka lebar, kepala menghadap ke atas, terus mata merem. Harus diakui, aku
pake baju yang lumayan lucu. Tapi, yah. Semuanya di rusak oleh tangisan.
“Hahaha..
Ini pas mama nggoda kamu. Mama bilang mau tak tinggal kamu di rumah,” Mama
ketawa sebentar. “Ini pas mau ke kebun binatang, kalau nggak salah.”
Aku diem
aja, merhatiin foto itu, terus nanya, “Kok difoto, sih?”
“Lha, wong ekspresi kamu lucu, ya tak foto
aja.”
Dan
sesederhana itu, kami tertawa lepas.
Fungsi foto
emang sebenarnya adalah membekukan momen-momen penting. Entah itu lucu, entah
itu bahagia. Yang penting membekukan momen dalam kamera, yang akhirnya akan
dicetak di atas kertas foto.
Aku dulu
sempet seneng banget pas mau di foto. Saking senengnya pas mama ngajak foto,
aku ngajak mama naik ke atas rumah kami dulu. Disana ada sebuah ruangan yang
nggak dipake, dan kebanyakan berfungsi sebagai gudang. Kebetulan, di ruangan
itu ada semacam panggung kecil, warnanya hijau.
“Disini aja,
ma. Bagus.” Aku bilang pada mama. Sesaat kemudian, mama datang membawa kamera
dan mulai memotret.
Kalau ngeliat
album foto, jadi keinget masa-masa pembuatan foto itu satu persatu. Betapa
ajaib, ketika sebuah memori yang nggak pernah diusik selama bertahun-tahun bisa
bangkit karena foto.
Waktu masih
kecil, aku nggak peduli gimana bentuk rambutku atau gimana bajuku. Yang aku
tahu cuma aku pengen difoto. Senyum manis ke kamera. Tapi ketika sudah seperti
sekarang, sebelum difoto, ngaca dulu itu sebuah kewajiban. Ngerapihin rambut,
lah.
Aku baru
sadar, betapa nggak penting gimana bentuk kita saat difoto. Yang penting adalah
memori.
Keberhasilan
sebuah foto, kalau menurutku adalah bagaimana foto itu berhasil membangkitkan
lagi memori orang yang melihatnya. Mau foto yang gila bentuknya, atau terlalu
formal sekalipun, asal foto dan memori itu tetap tersimpan di sebuah hard disk yang sama, menurutku itu
berhasil.
Aku terus
bertumbuh, dan sebenarnya aku ingin ada yang mengabadikan momen itu lagi.
Disisi lain,
aku merasa bersyukur punya keluarga yang peduli dengan momen. Another special gift from God. Thank God.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar