Kemarin, untuk kesekian kalinya aku
pergi ke mall bareng temen2. Tapi
dengan formasi yang berbeda. Kalau yang pertama, cuma bareng temen cewek. Yang
kedua, rame-rame (banyakan cowoknya), yang ketiga juga sama, rame (tapi yang
ini banyakan ceweknya) kalau yang keempat ini seimbang (2 cowok, 2 cewek)
Keliatan kayak double date? Iya, aku tahu, kok. Tapi mau gimana lagi. -___-
Seperti biasa, rencana awal adalah nonton. Awalnya lagi, mau nonton Snow White and the Huntsman. Tapi eh tapi, jam tayangnya jam 5.. Ya kemaleman. Males banget kalo mesti tepar Cuma gara-gara nonton film.
Akhirnya, kami nonton film Monster
In Paris. Ya, lumayan, lah filmnya. Nanti film ini juga salah satu film yang
bakalan dimasukin ke post selanjutnya,
kok tenang aja.
Setelah itu kami makan. Makan pizza.
Enak, sih. Tapi bokek. Temenku aja malah ada yang sampe bertengkar gara-gara
masalah duit. Memalukan.
Ada satu hal yang ngebuat aku
tertegun. Aku emang udah berulang kali pergi ke mall itu, tapi selalu sama. Apanya yang sama? Kenangan.
Ketika aku dan temenku mau pulang
kemarin, kita melewati sebuah rute. Dan yang aku ingat, bukan kenangan ketika
perjalanan kedua atau ketiga. Tapi tetep sama kenangan perjalanan pertama
kesini. Sama dia. Teman. Ya, teman.
Aku masih ingat bagaimana dia
tertawa, obrolan kita hari itu, dan bagaimana aksi tunggu-tungguan kami ketika
nunggu jemputan. Aku masih ingat betul ketika dia bilang mamanya mau mengurus
e-KTP hari itu. Hal sekecil itupun, aku masih ingat. Padahal hampir sekitar 1-2
bulan kejadian itu terjadi.
Aku ingat bagaimana canggungnya kita
saat itu. Kami emang udah enggak dekat lagi. Aku ingat bagaimana aku ngerasa
enggak enak, dan ngerasa kalau hal-hal yang aku bicarakan itu membosankan bagi
dia. Ya, aku ingat betul
Otakku memang enggak terlalu baik
mengingat sesuatu yang terlalu detail, tapi anehnya untuk kali ini, aku selalu
ingat.
Dalam perjalanan itu, aku menyadari
sesuatu. Rasa rindu ini, memang sudah melekatkan kenangan itu di otakku. Agar
selalu ingat, betapa aku ingin memutar waktu. Memutar waktu bagaimana kita
tertawa dengan lepas, tanpa ada rasa canggung. Itulah yang aku rindukan dari
dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar