Semua orang
mengalami evolusinya sendiri-sendiri. Seperti belajar berjalan, contohnya.
Pertama tentu aja kita nggak tiba-tiba jalan sendiri, kita mungkin mengawalinya
dengan hal yang kecil. Berbalik badan saat tidur. Langkah selanjutnya kita
bakal mulai belajar merangkak, dan lama kelamaan kita bisa berjalan dengan
kedua kaki kecil kita.
Itu semua
butuh proses. Dan nggak semua proses itu memakan waktu yang sebentar. I told you.
“Don’t
be scared, now your dream will become reality, a challenge that is a step
closer today than it was yesterday.” – Maxstep, Younique
Unit
Kata
orang, setiap langkah itu diperhitungkan. Apa yang akan kita pilih hari ini,
itu akan berpengaruh sama apa yang akan terjadi di kemudian hari. Nggak usah
jauh-jauh. Contohnya aja adalah ketika pemilihan jurusan pas SMA. Ya. Itu bakal
terjadi saat aku naik tingkatan nanti.
Pilihan
saat kita masuk jurusan itu, biasanya ada banyak. Kebetulan di sekolahku masih
memakai yang biasa. Dua pilihan yang kayak langit dan bumi. IPA, dan IPS.
Mulai
dari kelas sepuluh, kita udah harus menentukan dengan mantap mana yang akan
kita pilih. Setelah itu kita akan ikut psikotest, dan kita akan ditentukan akan
masuk ke jurusan yang mana. Ini memang urusan yang sederhana banget.
Kedengarannya.
But I told you, ini susah.
Ketika
kita memilih jurusan saat SMA, kita juga mau nggak mau harus memikirkan jurusan
apa yang akan kita pilih saat kuliah nanti. Kalau kita lebih mengarah ke
akuntansi, sosiolog, dan sebagainya, lebih baik kita memilih IPS. Tapi kalau
kita memilih yang lebih sistematis seperti dokter, pilihan pertama harus jatuh
ke IPA.
Antara
minat dan realita harus masuk akal, dan bisa diterima. I told you, ini susah. Menyelaraskan keduanya itu butuh waktu yang
nggak sebentar.
Aku?
Sebenarnya
aku nggak punya terlalu banyak visi tentang apa yang harus aku capai di
hari-hari yang jauh seperti kuliah. Aku bahkan nggak punya pilihan yang mantap
mau masuk ke jurusan yang mana saat kuliah nanti. Mungkin komunikasi? Atau...
hubungan internasional? Atau bahasa?
Entahlah.
Nggak terlalu banyak yang bisa aku pikirin.
Tapi
yang aku tahu sekarang, aku sudah mulai mantap untuk memilih jurusan IPA. Dan
yah. Aku nggak menyesal sama sekali.
Walaupun
nanti ada resiko tugas numpuk setinggi gunung, aku harus tetep IPA. Harus tetep
berjuang. Yah. I’m encouraging myself
right now.
Masa-masa
SMA itu bener-bener masa yang complicated.
Hampir setiap sisi ada yang mengganjal. Termasuk beberapa ulangan susulan
nan sialan yang sampai sekarang belum aku kerjain. Berasa banyak pikiran dan
beban.
Tapi
hidup itu.. pilihan, kan? Kenapa harus takut kalau benar?
So.. this is my next step.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar