Teman-teman, sepertinya semesta kembali memaksa aku untuk galau. Kemarin (Sabtu) aku menulis sebuah surat yang-jangan-tanya-buat-siapa. Surat ini keliatannya tanpa tujuan dan keliatan banget lagi dipaksain untuk galau. Oke, daripada banyak cingcau (cincong), langsung aja, deh, ya..
Hei, kamu. Tahukah kamu?
Bahwa, selama ini aku yang selalu mengawasimu?
Bahwa, selama ini aku yang memperhatikanmu?
Aku tahu, mungkin aku hanya salah satu dari sekian orang yang mengharapkanmu
Selama ini, aku hanya mampu melihatmu dari jauh
Berharap suatu saat dapat bertemu denganmu
Berharap suatu saat kita akan mempunyai sebuah cerita
Berharap, dan terus berharap
Aku hampir lelah di tengah semua penantian ini
Aku hampir frustasi
Namun ketika melihatmu sekilas di foto,
Membuat harapan itu tumbuh kembali
Tumbuh dengan cepat, layaknya rumput liar di taman
Rasa ini semakin menjadi-jadi
Akankah itu terjadi? Kurasa ku takkan pernah tahu
Kamu, selalu berhasil membuatku tersenyum malu
Kamu, selalu berhasil membuat jantungku berdegup cepat dalam sunyi
Kamu juga selalu mampu membuat aku tenggelam dalam fantasiku tentangmu
Ya, kelihatannya memang hanya kamu yang mampu membuat aku terperosok sedalam ini
Lihat saja nanti, aku akan membalas ini semua
Membalas dengan..
Dengan cintaku, tentu saja :)
Well, that’s all. Gimana, bagus enggak? Hehehe. :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar